TANTANGAN DAN HARAPAN IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BAGI MADRASAH

TANTANGAN DAN HARAPAN IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BAGI MADRASAH 

Property by MI Salafiyah Bangilan-Tuban.

Oleh:  ASLIH GHOZALI*

Sekilas Implementasi Kurikulum Merdeka di Madrasah

Tiga tahun yang lalu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim mencanangkan sebuah program yang mendukung proses belajar mandiri siswa yaitu Merdeka belajar. Merdeka Belajar adalah langkah transformasi pendidikan yang disebutkan sebagai arah kebijakan dan strategi yang diusung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan tertuang dalam Rencana Strategis 2020-2024. 

Kurikulum merdeka belajar merupakan pengembangan kurikulum 2013, didasari dengan kebutuhan pemulihan paska pandemi yang sempat diberlakukannya kurikulum darurat selama masa pandemi.  Secara bertahap diimplementasikan melalui program sekolah/Madrsah penggerak dengan terlebih dahulu mempersiapkan guru penggerak sebagai piloting implementasi kurikulum merdeka belajar. Dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka belajar perlu dilakukan langkah langkah stategis agar berhasil sesuai harapan. Langkah yang dilakukan adalah konsolidasi antara pihak terkait, yaitu Tim Pengembang Kurikulum dan ketatausahaan untuk mensikapi dengan membuat perencanaan awal yang paling dibutuhkan yaitu pemahaman dan strategi implementasi Kurikulum Merdeka Belajar. Seperti yang di kemukakan   oleh Maulana dkk, bahwa tata kelola keuangan dan administratif merupakan aspek yang penting dalam menunjang keberhasilan implementasi sebuah kurikulum.

Tim pengembang kurikulum berperan penting dalam pengembangan dan perancangan kurikulum yang akan dilaksanakan disebuah sekolah/madrasah, salah satu langkah yang perlu direncanakan adalah membekali tenaga pendidik dengan wawasan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk melaksankan kurikulum diantaranya dengan mengadakan workshop atau In House Training (IHT). kurikulum Merdeka belajar diselenggarakan sebagai wahana untuk memahami konteks dan konsep kurikulum merdeka belajar serta implementasinya. 

Tantangan Implementasi Kurikulum Merdeka sebenarnya terletak pada madrasah, dan juga kesiapan guru. Kesiapan dan keberanian sekolah untuk berani bereksplorasi, berinovasi dan berkreasi sesuai dengan kebutuhan sekolah dan siswa membawa Implementasi Kurikulum Merdeka bisa dilaksanakan dengan baik.

Sekolah yang tidak adaptif terhadap perkembangan zaman, tidak responsive dan pasif hanya akan menjadi penonton di kubangan sejarah. Sekolah yang aktif, responsive dan adaptif akan menjadi pemenang di era kurikulum merdeka atau kurikulum digital seperti sekarang.

Program Merdeka Belajar merupakan program yang mengupayakan proses belajar siswa secara merdeka atau bebas sesuai dengan minat dan karakter mereka. Melalui kebijakan ini, pemerintah bercita-cita menghadirkan pendidikan bermutu tinggi bagi semua rakyat Indonesia, yang dicirikan oleh angka partisipasi yang tinggi diseluruh jenjang pendidikan, hasil pembelajaran berkualitas, dan mutu pendidikan yang merata baik secara geografis maupun status sosial ekonomi.

Merdeka belajar terdiri atas tiga komponen yaitu mandiri dalam menentukan pilihan cara belajar, dan melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajar. Hal tersebut diadopsi dari pandangan Ki Hajar Dewantara.

Filosofi Ki Hajar Dewantara: Kemerdekaan Dalam Belajar

Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara berpandangan bahwa sistem pendidikan harus berdasarkan asas kemerdekaan. Kemerdekaan disini berarti setiap manusia diberikan kebebasan dari Tuhan Yang Maha Esa dalam mengatur hidupnya agar sejalan dengan aturan yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, diharapkan setiap peserta didik menanamkan jiwa merdeka di dalam dirinya. Merdeka yang dimaksud adalah secara lahir dan batin tenaganya.

Konsep Merdeka Belajar berfokus pada menerapkan materi yang esensial dan fleksibel sesuai dengan minat, bakat, kebutuhan, dan karakteristik masing-masing siswa. Sesuai dengan pandangannya, Ki Hajar Dewantara juga menerapkan sistem among. Sistem ini melarang adanya hukuman dan paksaan kepada siswa. Ki Hajar Dewantara beranggapan bahwa jika adanya hukuman dan paksaan, maka dapat mematikan jiwa merdeka dan kreativitasnya. Diperlukan jiwa yang merdeka di dalam setiap diri siswa agar Indonesia dapat maju.

Ki Hajar Dewantara juga berpandangan bahwa keluarga, perguruan, dan masyarakat merupakan satu kesatuan yang utuh dalam pendidikan, yaitu trikonsentris pendidikan. Di karenakan berbagai buah pemikirannya ini, Ki Hajar Dewantara akhirnya dikenal dengan Bapak Pendidikan Nasional. Beliau sangat berjasa tidak hanya kemajuan pendidikan, melainkan juga kemajuan pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Namun, proses ini harus didahului dengan menerapkan esensi kemerdekaan berpikir oleh para guru sebelum mengajarkannya kepada para siswa. Melalui konsep merdeka, proses pengajaran diharapkan dapat berdampak baik dalam berbagai aspek kehidupan baik fisik, mental, jasmani, maupun kerohanian. Esensi kemerdekaan dalam pendidikan sesuai pandangan Ki Hajar Dewantara yaitu:

  1. Tidak hidup terperintah.
    Artinya dapat menentukan arah tujuan dan memerintah diri sendiri secara mandiri

  2. Dengan kekuatan sendiri berdiri tegak.
    Seseorang harus mandiri dalam mencapai tujuan dengan usaha sendiri.

  3. Mampu mengatur hidupnya dengan tertib.
    Hal ini berarti bahwa seseorang dapat mengatur hidup sendiri secara tertib dan terampil sesuai dengan nilai dan norma masyarakat.

Kurikulum merdeka belajar merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Dengan kurikulum ini maka diharapkan pembelajaran akan lebih maksimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan memperkuat kompetensinya. 

Merdeka Belajar memiliki perbedaan dengan kurikulum sebelumnya. Kurikulum ini menjadi opsi tambahan dalam rangka pemulihan pembelajaran selama 2022-2024. Selain itu, Kemendikbud Ristek juga akan melakukan pengkajian ulang di tahun 2024 mendatang. 

 

Karakteristik Merdeka Belajar 

Merdeka belajar dikembangkan dengan lebih fleksibel dan berfokus pada materi esensial serta pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Beberapa karakteristik merdeka belajar yang diterapkan, antara lain: Pertama; Pembelajaran yang digunakan berbasis proyek untuk mengembangkan soft skill dan    karakter sesuai dengan profil belajar Pancasila. Kedua; Fokus terhadap materi esensial sehingga terdapat waktu untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar. Contohnya literasi dan numerasi. Ketiga; Fleksibilitas guru untuk bisa melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik.

 

Tujuan Merdeka Belajar. 

Pada prinsipnya tujuan Kemendikbud meresmikan kurikulum Merdeka Belajar yaitu untuk menjawab tantangan pendidikan di era revolusi industri 4.0. Sebelum penerapan kurikulum ini, pemerintah sebenarnya sudah menyiapkan berbagai sarana penunjang khusus infrastruktur pendidikan. Khususnya di bidang informasi dan teknologi terbarukan. Tidak hanya itu, namun juga melakukan revolusi pendidikan di seluruh jenjang pendidikan melalui konsep merdeka belajar secara menyeluruh. 

 

Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar 

Kemendikbud telah menyiapkan jalur untuk membantu tahap kesiapan setiap satuan pendidikan terkait implementasi kurikulum ini. Tiga jalur tersebut sudah disesuaikan dengan kondisi dan situasi dari masing-masing satuan pendidikan. 

  • Mandiri Belajar: memberikan kebebasan kepada satuan pendidikan saat menerapkan kurikulum ini. Namun meskipun demikian tidak mengganti kurikulum yang sedang diterapkan pada satuan pendidikan tersebut. 

  • Mandiri Berubah: kurikulum ini memberikan kebebasan kepada satuan pendidikan untuk menerapkan kurikulum merdeka dengan tetap menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan. 

  • Mandiri Berbagi: sekolah bisa mengembangkan sendiri perangkat ajar dalam proses penerapan kurikulum ini. Jalur ini memberikan kebebasan terhadap satuan pendidikan dalam menerapkan kurikulum ini dengan pengembangan mandiri terhadap perangkat ajar yang telah digunakan. 

Merdeka belajar dianggap sebagai kurikulum yang paling aplikatif. Ini sangat cocok apabila diterapkan dalam meningkatkan pembangunan pendidikan berbasis industri 4.0. Pendidikan dengan basis industri 4.0 sepenuhnya memanfaatkan data teknologi sebagai industri masa depan. 

 

Keunggulan kurikulum merdeka. 

Mengutip Siaran Pers Nomor: 59/sipers/A6/II/2022, Mendikbudristek Nadiem Makarim menjelaskan keunggulan Kurikulum Merdeka. 

Pertama, lebih sederhana dan mendalam karena kurikulum ini fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. 

Kedua, tenaga pendidik dan peserta didik akan lebih merdeka. Bagi peserta didik, tidak ada program peminatan di SMA, peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya. Ketiga, Kurikulum Merdeka lebih relevan dan interaktif. Pembelajaran melalui kegiatan projek akan memberikan kesempatan lebih luas bagi peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual. Misalnya isu kesehatan, lingkungan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.

Memulai perubahan memang bukan hal mudah. Kebiasaan lama yang sudah “nyaman” bagi sebagian pendidik adalah tantangan dalam penerapan kurikulum ini. 

Kurikulum Merdeka ini pun bersifat opsi bergantung kesiapan sekolah. Setiap satuan pendidikan bisa memilih tiga opsi dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Opsi pertama, menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka tanpa mengganti kurikulum yang sedang diterapkan. Kedua, menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan. Ketiga, menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar (Siaran Pers Nomor: 59/sipers/A6/II/2022).

Kesuksesan Implementasi Kurikulum Merdeka bergantung pada kesiapan guru, anak didik, kepala sekolah, dan seluruh stake holder terkait. Semua mesti paham peranan masing-masing dan bersinergi untuk menciptakan suatu perubahan positif demi meningkatkan kualitas pendidikan. 


*Penulis Mahasiswa Magister Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Lamongan.

Postingan populer dari blog ini

MI Salafiyah Bangilan Gelar Apel Hari Pramuka yang ke-62.

MI Salafiyah Bangilan-Tuban Gelar Pawai Perayaan Tahun Baru Hijriah 1444 H

"Pembinaan Monev Pengelolaan Simpatika Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Tuban di MTs Salafiyah Banjarworo-Bangilan."